Rabu, Juli 29, 2009

Puisi Q





Kasih,





SESAAT





dalam hening malam sukmaku tunduk





dinding beku adalah warna pedih





terdiam isakku mengalun pada detak waktu





adakah kerinduan luluh di senja temaram?





batinku terbang pada gundah





apakah kita mau menoleh ke gurat silam





kala pelangi tergambar di keceriaan hari











aku ingin memutar waktu





kembali dalam canda tanpa jarak





andai mampu tembusi dimensi





ku ingin tetap menggamit kemesraan itu...











alam





adalah surya pagi meraih lelap saat malam beringsut





kata hanya beberapa





samar beban hari menyeruak menunggu langkah insani











aku masih terbanting sepi saat kicau burung menghantar kepulan debu kota





hijauku, manis nian engkau...





warnamu begitu nyaman terserak di sisi jalan tanpa perlu kami rawat











pada alam kita terbentang memenuhi daratan





nikmati gembira dan tangisnya











maafkan kami,





pengais rezeki yang tak habis menjarahmu...





hutanmu kami tikam dalam keserakahan





daratanmu kami penuhi dengan teknologi penghancuran





airmu kami cemari dengan kesenangan hidup...











maafkan kami,





karena untuk sepiring nasi kami rela mendustai hakekat kami terhadapmu...











sayangku,





janganlah kiranya kemarahanmu berlarut





walau itu adalah kesalahan kami sendiri...





kami telah menebusnya dengan erangan dan jerit tangis pilu





karna tanah yang runtuh





karna gerak samudra yang mengharu biru





dan





karna gunung yang meronta...





habis kami pada amarahmu yang tak tertandingi...











duhai Sang Maha Pencipta





mohon ampunan dan welas asihMu atas kelaknatan kami





nurani kami gelap untuk kegemilangan hal yang fana





hati kami buta melihat kodrati kami











tolonglah kami untuk bijak menimbang





antara cinta diri dan alam!

















hanya untuknya





kerinduan adalah sebahagian mimpi yg terbenam pd harapan terpendam





bayangnya mengikuti ketika lewat masa lelap





menyertai hari dalam penat panjang











awan mengaliri rintik sore





masih terdengar deru mesin kota pergi dan pulang





mataku memandang jauh dari tingkap jiwa yg samar





adakah di sana yg kucari menggapai dlm rindu yg sama











Kasih,





telah kutinggalkan baris2 kenangan ketika kita lebur dlm sunyi





aku mau kembalikan gelora sukmaku





dlm tunduk penuh haru





dlm sujud penuh hormat





dlm permohonan walau tak semua adalah yg seharusnya











aku cinta pdMU!











maafkan krn legam jiwaku halangi hadirMU





tapi





aku tetap cinta



(bukakanlah pintu maafMU kiranya, ya ALLAH)











SERAUT MAKNA





mega melintas pada garis lazuardi





ada beberapa warna semu tergurat





menyusut sesaat oleh tiupan sang bayu











aku mendengar





rintihan duka pada gelegar halilintar





dan erang kepedihan pada badai





gemuruh alam menggoreskan luka-luka











di sudut ruang temaram





tangis dalam isak mengalun di malam sunyi





kilasan suara binatang malam menemani











engkaukah itu, ibu pertiwi?





tertunduk di gelap bersama rintik hujan





sepi dan meniadakan asa?











aku menoleh terpukau lukisan di dinding





warnanya kabur tersamar waktu yang terbang meluruhkan nilai-nilai





ada sosok-sosok terbaring dengan wajah pucat tanpa ekspresi





kaku dan tak ada gerak





sebahagian lagi berwajah kusam memegang peluru yang tak lagi utuh





bersama sebatang bambu lusuh dengan secarik kain di punca





pada latar belakang ada warna





merah dan putih





melekat di tiang yang nyaris patah





asap mengepul tanda sisa-sisa pertempuran











darah,











darah,











darah,











adalah tinta yang dicoreng di jalan-jalan





sebahagian di tembok





sebahagian di rerumputan





dan sebahagian lagi berdetak pada nadimu





apakah mereka satu?





tulang belulang mendesah





“ingatlah,





ingatlah kami





yang telah menembusi hujan peluru dan kekejaman interogasi





berpakaian compang-camping





berseragamkan luka dan cacad raga





kami tidak ingat medali dan surat penghargaan





kami hanya tahu,





untuk sejengkal tanah pertiwi





kami rela kehilangan nyawa dan harga diri”











aku lunglai berjalan





sementara itu ada lukisan dinding lain terlihat semarak





Rahwana memanggul Dewi Shinta





memakan tulang belulang dan menghisap darah





duduk meraja di pencakar langit











merah-putihku,





akankah kau kelam?





terbantingkah Garudamu dengan sayap-sayap yang patah?





...





(jawabnya ada pada jiwa tiap insan Nusantara)











MERDEKA ATAOE MATIE !











galau (teruntuk adikku Riani WA)





di nadiku darah merah dan putih tak lagi nyatu





merayap dari jantung ke tiap sudut raga





lututku lunglai di jalan setapak





lenganku terbanting keringnya sukma











aku tak mampu memberi arti





aku mau menari bersama bintang





aku ingin tenggelam ke dunia bawah yang kelam





aku hendak mencabik keindahan











hidup adalah samaran antara hal fana dan baka





lingkar waktu menjadi acuan meraih segala yang semu





kesenangan dan derita hanyalah gambaran singkat











sunyi menikam





embun mengoyak mimpi





hati dan pikiran bergerak lambat dalam lari pagi kota





terjangan harapan mendorong raga bergerak dalam hal yang nyata





tapi tak kutemukan sebagian jiwaku





yang luruh dalam rintik hujan pagi hari





aku dan kota tak lagi mampu berbaur











resah dan keluh menyurutkan langkahku di hari penantian





akankah tiba engkau yang kutunggu dalam waktu singkat





atau masih haruskah ku berlari di atas awan





memainkan mimpi orang lain untuk kenikmatan diri





menoleh ke belakang aku tak berani





kesalahan menyatu pada gerak bibir serta tubuh











maafkan!











SKETSA





berpendar waktu di tingkap jiwa





putaran silih berganti menuju pendewasaan diri





dera kehidupan menjadi suatu kenikmatan











aku melihat





aneka karakter isi kota pada acuan koridor keikhlasan





sisi keagungan persahabatan masih punya tempat tinggi





peralihan waktu dan ombak kehidupan tak mengubah kekukuhannya











aku mendengar





berita menikam banyak hati dari tulisan dan gambar di penjuru kota





meraih kebebasan pada sisi nafkah adalah perjalanan panjang insan





ada sedikit yang tersisa dari waktu terdahulu menjadi salah satu dasar kekuatan





bergerak maju pada putaran lambat kehidupan











aku mencium





bau mesiu di berbagai kepala yang tegak menolak kenyataan pahit negeri





akankah tertimpa kesalahan para petinggi bagi bayi2 yang baru saja terlahir?











aku terdiam





membisu menghadap dinding beku yang kusam berwarna merah putih yang lusuh





tak mampu aku menoleh pada kebahagiaan tahun-tahun lewat





sekarang jiwa kami menjadi terbagi antara kebutuhan perut dan pembangunan bangsa





berbagai kebohongan telah ditabur rapi pada dongeng untuk rakyat











bagiku





negeri ini menyusut pada bayang2 kebesaran nama proklamator





yang telah mewakili darah dan air mata jutaan raga





meletakkan dasar pada penyatuan perbedaan berpusat 28 Oktober ‘08





tapi itu duluuu...





kini hanyalah tembang kenangan yang berlagu saat upacara istana





slogan telah berubah jadi :





“ada uang abang sayang, tak ada uang abang kutendang!”





sedangkan





kata-kata merdeka ataoe matie cuma ada di film





cerita kerja rodi dan geisha hanya legenda orang tua2





yg duduk menghisap rokok pada sisi sungai tenang menjelang senja











aku hanya melamun





menatap ke depan yang semakin tak jelas





perjuangan diatur segelintir insan pada kepentingan diri











apakah benar





garudaku terbang tinggi meninggalkan negeri





karena dana rakyat telah berpindah ke wilayah lain?











untuk bangsakoe ...





kasihaaaan dech loe ...











(nyanyian bangsat negeri)











ketika





seluruh mata kita tertuju angka di dinding dan secarik kertas





saat pena beristirahat





ke depan masih ada langkah menuju yang baru











mari kita toleh sebentar





pada bangku tempat kita duduk terakhir





pada sisa coretan di meja dan tembok





pada keceriaan pagi ketika melewati gerbang





pada celoteh sebelum kapur mewarna papan tulis











ketika itu





debu di sepatu menyatu pada lantai





berbagai wajah tunduk pada baris huruf dan angka











cepat waktu terbang





menggores kesan dan kenangan





di pintu kelas kita berpindah dunia











kawan,





aku ingin menoreh batu





melukis saat-saat indah ketika bertambah pengetahuan





atau,





keakraban kita pada desah menunggu lonceng terakhir hari





itu semua akan selalu dekat











sekarang rengkuhlah perkembangan





jejak ke depan adalah gambaran pencapaian dasar baru





di sana ada harapan orang-orang terdekat kita











terimakasih untuk semua,





yang pasti merasa ada yang hilang di penghujung waktu





jabatan dan lambaian tangan tak bisa mewakili tiga tahun











semoga semuanya mencapai segala harapan dan tujuan





meraih bintang





mewarnai dunia





dan





mengusap air mata ibu pertiwi









by dave krijpto – medio juni kosong lapan



http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
http://salonoyah.blogspot.com
Selanjutnya...>>

Back Link

 
Load Counter
Affiliate Programs : AffiliateBot | FreeKii | LinkReferral